Labels

Friday, January 25, 2019

WALENRANG & KATA KASAR "Anjing"

"Umpatan kata Anjing dalam Perjuangan Luwu Tengah"
Oleh Irwandi Fahruddin.


Memperingati hari jadi Luwu dan hari perlawanan rakyat Luwu menjadi moment yang tepat untuk menggaungkan kembali perjuangan Luwu Tengah. Tak tanggung-tanggung ratusan pemuda pejuang Luwu Tengah turun ke jalan meneriakkan aspirasi mereka. Blokade jalan bahkan sampai terjadi kericuhan. Beberapa kejadian pun berhasil diabadikan melalui foto dan video. Puluhan kejadian disebar ke seluruh penjuru mesia sosial.

Dari puluhan video tersebut, ternyata ada 1 video yang membuat orang-orang tercengang dan naik pitam. Video seorang polisi yang emosi sambil mengumpat kata "Anjing" kepada para pejuang Luwu Tengah. Berikut sedikit gambaran dari video tersebut:

Pak Polisi: "Anjing, anak dari kampung itu bukan anak palopo itu na rusak kantor ta lessina ndo na le.

Org lain: "Anak dari walenrang"
Org lain 2: "Anak dri walenrang pak".

Pak polisi: "Anjing keluarko, na rusak palopo ini anjing."

Nah kalimat-kalimat kasar inilah yang membuat beberapa masyarakat walenrang naik pitam di media sosial. Jika dilihat dari konteks kalimat pak Polisi tersebut memang mengandung unsur yang sangat kasar. Kata "anjing" memang sering digunakan orang Indonesia ketika marah. Hal.tersebut sebagai ungkapan perasaan emosi terhadap orang lain yang dianggap sudah berbuat salah terhadapnya. Apakah pak polisi salah dalam hal ini? Ya jelas salah. Yang pertama, umpatan-umpatan kasar jelas tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Kedua, kalimat kasar tersebut keluar dari mulut seorang polisi yang dianggap sebagai pengayom masyarakat.

Video tersebut memperlihatkan kekacauan yang terjadi dalam demonstrasi perjuangan Luwu Tengah. Polisi tersebut tidak pernah mengeluarkan kata "walenrang" secara langsung. Yang mengucapkan kata "anak walenrang" justru orang lain dan si perekam video. Terlihat pak polisi seperti tidak tahu mereka itu dari kampung mana, makanya hanya memaki dengan kata "Kampung" karena pak polisi ini curiga bahwa mereka bukan warga Kota Palopo. Nah yang mengucapkan kata "walenrang" adalah 2 orang yang berada di dekat pak polisi tersebut. Sama sekali pak polisi tidak mengeluarkan kata "walenrang".

Ketika situasi sangat genting dan penuh emosi, apa pun bisa terjadi. Pak polisi mengatakan "anjing, orang dari kampung" kemudian orang lain di sekitarnya memberikan informasi "anak dari walenrang". Yang jadi pertanyaan orang banyak, apakah orang yang mereka hadapi benar-benar orang walenrang atau bukan?. Dalam hal ini belum pasti bahwa semua orang tersebut adalah orang walenrang?. Mari kita telusuri. Demonstrasi tersebut adalah perjuangan Luwu Tengah. Seperti yang kita tahu bahwa Luwu Tengah itu adalah wilayah Walenrang Lamasi. Ketika kita berbicara perjuangan, bisa disimpulkan bahwa mereka yang hadir demonstrasi adalah warga Walenrang yang memperjuangkan kampung tercinta. Adapun warga lain yang hadir mungkin tidak banyak karena mengingat ini perjuangan Luwu Tengah, perjuangan walenrang lamasi. Tapi jika dikaitkan dengan Luwu Raya bersatu bisa saja semua warga dari 3 kabupaten dan 1 kota ini hadir dalam demo tersebut. Entahlah.

Jadi, wajar bila masyarakat Walenrang merasa tersinggung dan marah akibat umpatan dati pak polisi tersebut. Apakah harus dilanjutkan ke ranah hukum? Hal tersebut bisa saja terjadi jika ada yang merasa perlu untuk di proses secara hukum. Akan tetapi pendapat saya pribadi sebagai orang Walenrang yang lahir di Walenrang silahkan jika memang ingin di proses secara hukum , tentu dengan tuntutan yang jelas. Hadirkan saksi, hadirkan si pembuat video.

Bagi saya pribadi hal ini jangan dijadikan prioritas karena yang utama adalah Perjuangan Luwu Tengah. Tetap satu titik dan fokus di titik itu. Jangan sampai mengurus hal yang kurang penting lantas mengabaikan hal penting. Luwu Tengah adalah perjuangan masyarakat Walenrang. Perjuangan yang wajib, kudu, mesti, harus terwujud.

Untukmu pak Polisi yang memaki dengan kalimat kasar, silahkan klarifikasi kejadian kemarin agar tidak mengundang emosi berlebihan dari masyarakat Walenrang. Jika memang merasa bersalah, tak ada salahnya untuk minta maaf secara baik-baik.

Semoga hal tersebut tidak menjadi pengalih suasana perjuangan Luwu Tengah, semoga tetap fokus untuk Luwu Tengah.

Saya orang Walenrang yang tinggal di Palopo tapi saya bukan anjing dan saya hanya pelihara kucing. Hehehe. Salam damai.

Palopo, 25 Januari 2019.

No comments:

Post a Comment