Labels

Wednesday, December 30, 2015

SENJATA JATUH CINTA

Irwandi Fahruddin
Hentakan kaki-kaki itu melangkah di jantungku
Entah siapa perintah menghentak itu
Semakin lama, semakin merayu

Tunas tumbuh mengayunkan sepetak rindu tiada tara
Ber-arak menuju hati
Menghentak penuh keindahan

Aku tak sendiri,
Bersama senyum mendendang asa
Warna-warni petuah bersemi

Aku
Jatuh
Cinta

Peluru tajam kata-kata siap melesat hebat
Pedang menguhunus kalimat meragu
Senjata jatuh cinta menggelora dada

Kau dan tameng berjaga jua
Jiwa tak mampu menahan,
Lihai berbuah bahagia

Kau menyerah,
Kau berbalas,
Kau mencinta,

Suara serak bahagia melantun
Bumi sepakat dalam perisai
Kau, milikku

Palopo, 20 September 2015

MAHASISWA BARU

Oleh Irwandi Fahruddin

OSPEK. Masa yang menyimpan keseruan luar biasa. Seluruh mahasiswa baru diperkenankan mengikuti acara pengenalan dunia kampus ini. Mereka disambut hangat oleh senior-seniorita. Berbagai karakter senior pun ditampakkan. Ada yang baik, setengah galak dan sangat galak. Senior yang menjadi penguasa atas mahasiswa baru. Berbagai hal tentang kelucuan, kesedihan, kegembiraan bahkan rasa dendam berpadu satu dalam ospek. Kelucuannya saat melakukan permainan yang memang sangat lucu, kesedihannya ketika harus menuruti semua yang diperintahkan senior, kegembiraannya ketika menemui banyak teman baru di dunia baru, dan rasa dendam ketika dibenta bahkan dipukuli oleh senior.

Berkat keganasannya, OSPEK dirubah sistemnya oleh pemerintah. Tak ada lagi penyiksaan terhadap mahasiswa baru. Sudah sangat banyak mahasiswa baru yang MENINGGAL akibat penyiksaan dalam Ospek. Beruntung pemerintah saat ini mampu merapatkan barisan seluruh kampus untuk menghentikan praktek penyiksaan dalam Ospek. Alhasil, ospek tak memakan korban lagi.

BINA AKRAB. Lanjutan dari kegiatan Ospek ini menjadi puncak keseruan mahasiswa baru. Sebenarnya keseruan dalam bina akrab hanya sedikit saja, karena selebihnya adalah PENYIKSAAN. Sama seperti Ospek, kegiatan Bina Akrab pun sering memakan korban. Mahasiswa baru yang tidak bersalah disiksa hingga TEWAS. Bina akrab dilaksanakan di luar kampus dana mereka memilih daerah pegunungan, dekat sungai atau perkampungan yang sepi. Tak ada keakraban disini. Semoga pemerintah dan pihak kampus juga bisa merubah sistem Bina Akrab ini.

Perlu ditekankan bahwa TIDAK SEMUA kampus yang melaksanakan kegiatan Ospek dan Bina Akrab melakukan penyiksaan terhadap Mahasiswa Baru. Ada beberapa kampus yang memang cerdas dalam membina adik juniornya sehingga sama sekali tak ada penyiksaan. Ini sungguh baik.

Beberapa waktu lalu ada siswa saya (alumni) bertanya: "Pak, BINA AKRAB itu wajibkah?, menurut senior kalau kita tidak ikut berarti tidak bisa UJIAN MEJA (UJIAN SKRIPSI) ketika semester akhir." Saya jawab: "Apa hubungannya BINA AKRAB dengan UJIAN SKRIPSI?" Dia menjawab: "Menurut senior seperti itu Pak." Saya menjawab: "Tidak ada hubungan antara BINA AKRAB dengan UJIAN MEJA. Emangnya yang bimbing kamu dalam skripsi itu SENIOR? Mahasiswa baru dan senior itubstatusnya sama. Cuma beda tingkatan saja. Coba kamu tanyakan kepada dosen apakah benar jika tidak ikut Bina Akrab berarti tidak bisa ikut Ujian Meja dengan alasan sertifikatnya akan diperiksa saat ujian akhir tiba. Omong kosong semua itu." Dua hari kemudian, siswa saya itu benar-benar menanyakan kepada dosen mengenai hal itu. Ternyata pendapat saya sama dengan dosen tersebut. Kenapa mesti SENIOR membohongi mahasiswa baru? Alhasil, siswa saya itu tidak ikut dalam kegiatan Bina Akrab. Saat kegitan itu selesai, dia bertanya kepada salah satu temannya tentang kegiatan tersebut. Beginilah jawaban singkatnya "Penyiksaan, tapi ada keseruan di dalamnya." Untuk para SENIOR di kampus, laksanakanlah kegiatan Ospek dan Akrab sesuai prosedur. Hindarilah penyiksaan berupa pemukulan, dan lain-lain. Melakukan permainan/games lebih berkesan. Meski seluruh tubuh kotor akibat games itu tapi tak ada masalah. Materi inti pun jangan ketinggalan, tetaplah membimbing adik junior dengan baik.


Karya Irwandi Fahruddin
Palopo, 27 Desember 2015

Monday, December 21, 2015

PERDEBATAN ALOT LUWU DAN TORAJA (SEJARAH DAN BUDAYA)

Irwandi Fahruddin
"Toraja lebih tua dari Luwu". Demikian orang Toraja berkata.
"Luwu lebih tua dari Toraja. Buktinya Luwu kerajaan tertua." demikian kata orang Luwu.
"Nenek moyang orang Luwu itu dari Toraja." berkata lagi orang Toraja.
"Tidak mungkin nenek moyang Luwu itu dari Toraja." Orang Luwu menimpali.


Berbagai diskusi tentang sejarah dan kebudayaan Luwu telah banyak terjadi di dunia maya. Perdebatan alot tak terhindarkan. Awalnya yang menjadi perdebatan panjang yakni masalah tempat dalam kisah La Galigo. Misalnya CINA. Ada penganut CINA PAMMANA, ada penganut CINA TIONGKOK dan ada penganut INDO CINA (sepertinya daerah di sekitar Asia Tenggara). Belum usai perdebatan CINA, kembali muncul perdebatan yang lain. TOMPOQ TIKKAQ menjadi perdebatan alot di kalangan anggota grup dunia maya ini. Ada dua pendapat. Pertama, TOMPOQ TIKKAQ itu berada di LUWUQ BANGGAI. Kedua, TOMPOQ TIKKAQ adanya di daerah PALOPO. Oh ternyata ada lagi, mengatakan bahwa TOMPOQ TIKKAQ di sekitar WOTU. Perdebatan tentang ini tak kunjung usai. Belum juga usai perdebatan tentang Cina dan Tompoq Tikkaq, muncul lagi pendapat bahwa BOTING LANGIQ dalam La Galigo itu sebenarnya berada di Toraja. We Datu Sengngeng adalah orang Toraja dari orang tua dan kakeknya. Ini jelas memancing orang Luwu untuk berdebat. Berbagai silsilah pun dipaparkan secara spesifik. Jika dilihat dari pemaparan spesifik itu, hampir semua mengarah pada satu daerah yakni Toraja. Jadi peran Toraja dalam naskah La Galigo sepertinya sangat banyak, menurut pendapat orang-orang di grup dunia maya ini.


Pajung ri Luwu, Somba ri Gowa, Mangkau ri Bone. Tiga kerajaan besar ini selalu digaung-gaungkan di seantero Sulawesi Selatan. Tiga kerajaan besar yang memang besar. Tapi lagi-lagi orang Toraja memancing perdebatan dengan menambahkan istilah MATASAK RI SANGALLA di belakang istilah tiga kerajaan besar ini. Jadi bunyinya seperti ini:"Pajung ri Luwu, Somba ri Gowa, Mangkau ri Bone, Matasak ri Sangalla'." Tellu Boccoe Appa Pada-Pada menurut pendapat orang Toraja. Tak hanya sampai disitu, bahkan orang Toraja mengatakan bahwa nenek moyang Luwu itu berasal dari Toraja. Sekali lagi hal ini memancing perdebatan alot. Katanya manurung dari Luwu itu asalnya dari Toraja, pendapat lain mengatakan bahwa Toraja lebih tua dari Luwu jadi jelaslah bahwa nenek moyang Luwu itu berasal dari Toraja.


"Tidak sah Datu Luwu jika tidak dilantik oleh Puang dari Toraja" pendapat lain berkata. Kembali memancing perdebatan namun kali ini tidaklah sesengit beberapa perdebatan sebelumnya. Orang Luwu berkata:"Bukan hanya Toraja yang hadir saat pelantikan Datu Luwu, tapi semua masyarakat adat yang termasuk dalam ruang lingkup Luwu hadir, jadi jangan mengatakan bahwa tidak sah Datu Luwu dilantik tanpa hadirnya Puang dari Toraja, ini seolah-olah menandakan bahwa hanya Puang dari Toraja-lah yang hadir."
"Semua Datu Luwu sudah pasti berdarah Toraja." pendapat ini hanya ditanggapi singkat dalam postingan yang pernah dibaca penulis. "Bisa iya, bisa tidak." demikian tanggapan tentang pendapat tersebut.


Nama-nama yang sering dituliskan oleh orang Toraja seperti Puang Tamboro Langiq, Remmang ri Langiq, Lakipadada, dan masih banyak lagi menjadi sebuah uraian lengkap dalam setiap diskusi/perdebatan dalam grup. Mungkin semua berkaitan dengan Luwu.

ADA APA DENGAN TORAJA??

Debat antara Luwu dan Toraja belum selesai sampai tulisan ini dibuat. Kenapa tidak ada penyelesaian? Karena semua hanya di dunia maya. Selain itu, tak ada budayawan/ahli sejarah yang ikut dalam diskusi sebagai penengah. Mungkin dibutuhkan sebuah seminar untuk duduk bersama guna membahas semua yang ada dalam grup dunia maya ini. Bertemu langsung dan dihadiri budayawan menjadi jalan satu-satunya menghentikan perdebatan itu. Hadirkan budayawan Sulsel (luar Luwu), hadirkan budayawan Luwu, hadirkan budayawan Toraja, maka dalam seminar itu debat akan berubah menjadi sebuah diskusi yang nyaman.


Tulisan ini ditulis oleh seorang penulis pemula (Baru belajar menulis) jadi kurang lebihnya kohon dimaafkan. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Terima Kasih.

Ditulis oleh Irwandi Fahruddin
Palopo, 22 Desember 2015