Labels

Sunday, February 1, 2015

PERSAHABATAN EMPAT SISI


Menjadi pribadi yang super disukai banyak orang memang sedikit sulit, kemana-mana harus dalam keadaan sempurna. Simbol persatuan dalam satu rasa satu jiwa juga menjadi prioritas utama kehidupan ini. Itulah yang dijunjung tinggi empat orang sahabat yakni satu hati, satu jiwa, dan satu nyawa.
            Mereka adalah Nani, Cinta, Andin dan Ayu. Nani dengan segala kesempurnaan yang melekat pada dirinya telah menjelma menjadi bintang di mana saja. Di kampus ia adalah jawara dalam setiap ajang kecantikan, prestasi kuliah pun lumayan bagus. Selalu ceria adalah prinsip utama Nani, menjalani hidup dengan santai. Cinta, orangnya super culun tapi gaul, begitu pendapat orang-orang tentangnya. Kecerdasan yang dimiliki membuat ketiga sahabatnya tak pernah hidup dalam kesesengsaraan dalam bidang akademik, karena Cinta selalu siap membantu sahabat-sahabatnya itu. Andin memiliki sikap keras hati, tak mau mengalah dan juga bergaya layaknya seorang lelaki. Jika kerap perkelahian terjadi dialah yang menjadi leader untuk sahabat-sahabatnya. Sementara Ayu dengan wajah manis dan pandai dalam hal memasak sehingga ketiga sahabatnya tak pernah merasa kelaparan, ide briliannya dalam memasak seringkali membuat takjub.
Hari itu mereka tengah berada dalam satu wadah yang sama, dengan rasa senang yang meluap melewati batas logika. Semua yang hadir di tempat itu telah terhipnotis oleh ujian kehidupan yang luar biasa. Minuman keras, seks, bahkan narkoba sudah menjadi hal biasa. Dengan rasa bangga mengakar dalam benaknya karena merasa berhasil menaklukkan dan melupakan berbagai masalah dalam hidup mereka. Tangan dan kaki lebih ringan menjalani roda kehidupan ketika mereka memasuki tempat para pelopor kehancuran tersebut. Semua senang. Keempat sahabat ini menganggap pergaulan yang mereka jalani adalah anugerah tak terhingga dari Tuhan disamping anugerah kecantikan yang mereka miliki. Kekuatan kesombongan juga mengakar dalam perilaku mereka, tak ada orang yang lebih pantas merasa sempurna selain mereka.
            Awalnya mereka datang ke tempat itu karena merasa bosan dengan aktivitas kuliah yang padat, katanya untuk menyegarkan pikiran. Dengan semangat yang tinggi mereka masuk kemudian memesan beberapa botol minuman yang sebenarnya dilarang untuk dikonsumsi. Musik dengan tempo cepat mengalun, membuat pendengarnya selalu ingin terbang melayang dibalut dansa khas.
            Cinta, Andin dan Ayu saat itu tidak sedang dirundung masalah, mereka berangkat dengan hati seriang-riangnya. Sementara Nina cukup memiliki masalah komplit dimana kekasih tercintanya bermain api dengan cewek matre kelas kakap di kampusnya. Orang tuanya juga memiliki masalah yang hampir sama dengan dirinya. Kedua orang tuanya baru kemarin resmi berpisah karena masing-masing dari mereka sudah punya kekasih.
            Sudah satu jam mereka berada di tempat tersebut, puluhan botol telah habis di tenggak oleh wajah-wajah penuh kenikmatan. Merasakan kesenangan yang luar biasa. Sementara Nina meskipun dalam kondisi serasa melayang bayangannya tetap tak luput dari masalah yang sedang dihadapainya. Terutama masalah dengan kekasihnya. Lelaki yang sangat ia cintai bernama Aldo.
“ Begitu mudah lelaki brengsek itu terpengaruh oleh rayuan si cewek matre itu.” Katanya sambil memegang gelas yang berisi minuman terlarang.
“Sudahlah Nin tidak usah dipikirkan, di luar sana masih banyak lelaki yang lebih tampan dan baik sepertinya.” Bisik Cinta.
“Pokoknya malam ini semua masalah selesai sampai disini, semua akan kita buang jauh-jauh. Jadi jangan lagi ada diantara kita yang pikirannya tertuju kepada masalah-masalah yang tidak berguna itu. Ok Sister.” Ucap Andin sambil sedikit teriak.
            Ucapan ketiga sahabatnya membuat hati Nina sedikit lega, ia merasa untuk apa memikirkan sesuatu yang sudah terjadi dan sulit bahkan tak mungkin kembali lagi. Dengan segala keresahan hati yang berubah menjadi kesenangan malam itu membuat Nina sedikit melupakannya. Namun perasaan itu tak bertahan lama, dalam keramaian bersenang-senang muncul dihadapannya sosok yang jika memandangnya selalu ingin muntah. Ya, lelaki itu datang menggandeng seorang wanita yang membuat hubungannya dengan Nina kandas. Sejenak hati Nina seakan diterjang badai Tsunami terbesar, disambar kilatan cahaya kesedihan.
            Melihat hal itu ketiga sahabat Nina spontan emosi karena menganggap wanita itu perusak segalanya. Dengan langkah penuh kobaran emosi Cinta, Andin dan Ayu menghampiri dua insane yang sedang dilanda asmara itu.
“Hei perempuan nakal, untuk apa kamu datang kesini ? Pasti kamu sengaja datang kesini untuk pamer kepada khalayak bahwa kamu berhasil merebut hati lelaki paling tampan dikampus.” Teriak Andin.
“Kalian pikir ini tempat nenek moyang kalian  apa, kami berdua memiliki hak untuk datang ketempat ini. Jadi jangan pikir kalian adalah penguasa. Jangan terlalu bangga.” Wanita itu membela diri.
“Dasar perempuan gila,” Emosi Andin sambil mendorong perempuan itu.
            Aldo terlihat bingung menghadapi persoalan ini, ia hanya diam saja menyaksikan pertengkaran perempuan yang dalam keadaan emosi. Perkelahian tak bisa dihindari, perempuan itu dikeroyok oleh tiga orang yang masih dalam pengaruh emosi dan dalam keadaan mabuk pula. Beruntung Aldo dengan sigap mampu menyelamatkan kekasih barunya itu dan pergi dari tempat itu.
“Tampaknya aku juga harus membalas semua rasa sakitku ini kepada Aldo terutama kekasihnya.” Bisik Nina dalam hati.
            Suasana kembali sedikit reda setelah Aldo dan kekasihnya pergi, mereka berempat berjanji akan menghancurkan perempuan itu dengan cara apapun. Tekad mereka malam itu sudah bulat. Dalam satu situasi mereka memutuskan untuk pulang dan berjalan melewati ruangan yang didalamnya terlihat banyak lelaki dan perempuan sedang meracik asmara. Tanpa sengaja mata Nina menangkap sebuah pemandangan buruk, membuat hatinya tersayat. Rasa perih luar biasa menancap dalam nuraninya. Perasaan sadarnya sulit menerima semuanya. Ketiga sahabatnya yang juga menyaksikan pemandangan itu semakin panas walaupun tempat tersebut dilengkapi pendingin ruangan. Empat mata sedang menyaksikan dua insan sedang asyik bergulat dalam asmara penuh gairah.
            Nina, Cinta, Andin dan Ayu semakin diselimuti rasa emosi, pemandangan buruk maha dahsyat terekam dalam pandangan mereka. Tanpa komando mereka segera melangkah menuju sebuah kamar yang didalamnya dua insan sedang asyik memadu kasih. Sosok iblis telah merasuki jiwa dan pikiran mereka, keempat sahabat ini segera melabrak Aldo dan kekasih barunya. Dengan penuh emosi mereka berjalan menuju tempat tidur dimana Aldo dan kekasihnya sedang memadu kasih, mereka langsung memukuli perempuan yang mereka anggap telah merusak kebahagiaan Nina. Aldo berusaha menenangkan situasi, belum sempat bergerak sebuah pisau kecil tiba-tiba menancap diperutnya. Entah darimana Nina mendapatkan barang itu. Setelah Aldo selesai Nina bergegas menuju perempuan yang sedang disiksa oleh ketiga sahabatnya. Tanpa pikir panjang Nina menancapkan pisau kecil ke perut perempuan itu dengan cara yang sama ketika ia menusuk Aldo. Darah dua insan ini menyatu dalam sebuah pisau. Keduanya tewas malam itu. Malam itu menjadi malam yang menakutkan bagi keempat sahabat ini. Untuk pertama kali dalam sejarah hidup mereka menghilangkan nyawa dua orang sekaligus.
            Suasana di tempat hiburan itu semakin ramai dengan datangnya petugas yang bermaksud menyelidiki penyebab kematian dua orang itu. Mereka sudah mengetahui dari saksi yang ada bahwa penyebab hilangnya nyawa Aldo dan kekasihnya adalah empat orang perempuan dengan nama Nina, Cinta, Andin dan Ayu. Petugas segera diarahkan untuk mencari empat orang tersebut.
            Kini Nina, Cinta, Andin dan Ayu dalam kondisi yang sangat sulit. Ada hasrat untuk segera menyerahkan diri, namun mereka berpikir tak ada yang bisa menyelamatkan mereka dari kasus ini. Pikiran empat sahabat ini semakin buta, lebih baik mati daripada hidup dipenuhi kesalahan.
Dengan tekad yang sudah bulat mereka memutuskan untuk naik ke atas sebuah gedung tinggi.mereka membentuk sebuah lingkaran kecil sambil berpelukan kemudian berteriak “satu rasa, satu hati, satu jiwa, dan satu nyawa “ dan secara bersama-sama terjun ke bawah dengan masih membentuk sebuah lingkaran empat sisi. “SATU RASA, SATU HATI, SATU JIWA, DAN SATU NYAWA.
                                                                       


No comments:

Post a Comment