Menjadi pribadi yang super disukai banyak orang memang sedikit
sulit, kemana-mana harus dalam keadaan sempurna. Simbol persatuan dalam satu
rasa satu jiwa juga menjadi prioritas utama kehidupan ini. Itulah yang
dijunjung tinggi empat orang sahabat yakni satu hati, satu jiwa, dan satu
nyawa.
Mereka adalah
Nani, Cinta, Andin dan Ayu. Nani dengan segala kesempurnaan yang melekat pada
dirinya telah menjelma menjadi bintang di mana saja. Di kampus ia adalah jawara
dalam setiap ajang kecantikan, prestasi kuliah pun lumayan bagus. Selalu ceria
adalah prinsip utama Nani, menjalani hidup dengan santai. Cinta, orangnya super
culun tapi gaul, begitu pendapat orang-orang tentangnya. Kecerdasan yang
dimiliki membuat ketiga sahabatnya tak pernah hidup dalam kesesengsaraan dalam
bidang akademik, karena Cinta selalu siap membantu sahabat-sahabatnya itu.
Andin memiliki sikap keras hati, tak mau mengalah dan juga bergaya layaknya
seorang lelaki. Jika kerap perkelahian terjadi dialah yang menjadi leader untuk
sahabat-sahabatnya. Sementara Ayu dengan wajah manis dan pandai dalam hal
memasak sehingga ketiga sahabatnya tak pernah merasa kelaparan, ide briliannya
dalam memasak seringkali membuat takjub.
Hari itu mereka tengah berada dalam satu wadah yang sama, dengan
rasa senang yang meluap melewati batas logika. Semua yang hadir di tempat itu
telah terhipnotis oleh ujian kehidupan yang luar biasa. Minuman keras, seks,
bahkan narkoba sudah menjadi hal biasa. Dengan rasa bangga mengakar dalam
benaknya karena merasa berhasil menaklukkan dan melupakan berbagai masalah
dalam hidup mereka. Tangan dan kaki lebih ringan menjalani roda kehidupan
ketika mereka memasuki tempat para pelopor kehancuran tersebut. Semua senang.
Keempat sahabat ini menganggap pergaulan yang mereka jalani adalah anugerah tak
terhingga dari Tuhan disamping anugerah kecantikan yang mereka miliki. Kekuatan
kesombongan juga mengakar dalam perilaku mereka, tak ada orang yang lebih
pantas merasa sempurna selain mereka.
Awalnya mereka
datang ke tempat itu karena merasa bosan dengan aktivitas kuliah yang padat,
katanya untuk menyegarkan pikiran. Dengan semangat yang tinggi mereka masuk
kemudian memesan beberapa botol minuman yang sebenarnya dilarang untuk
dikonsumsi. Musik dengan tempo cepat mengalun, membuat pendengarnya selalu
ingin terbang melayang dibalut dansa khas.
Cinta, Andin dan
Ayu saat itu tidak sedang dirundung masalah, mereka berangkat dengan hati
seriang-riangnya. Sementara Nina cukup memiliki masalah komplit dimana kekasih
tercintanya bermain api dengan cewek matre kelas kakap di kampusnya. Orang
tuanya juga memiliki masalah yang hampir sama dengan dirinya. Kedua orang
tuanya baru kemarin resmi berpisah karena masing-masing dari mereka sudah punya
kekasih.
Sudah satu jam
mereka berada di tempat tersebut, puluhan botol telah habis di tenggak oleh
wajah-wajah penuh kenikmatan. Merasakan kesenangan yang luar biasa. Sementara Nina
meskipun dalam kondisi serasa melayang bayangannya tetap tak luput dari masalah
yang sedang dihadapainya. Terutama masalah dengan kekasihnya. Lelaki yang
sangat ia cintai bernama Aldo.
“ Begitu mudah lelaki brengsek itu terpengaruh oleh rayuan si cewek
matre itu.” Katanya sambil memegang gelas yang berisi minuman terlarang.
“Sudahlah Nin tidak usah dipikirkan, di luar sana masih banyak
lelaki yang lebih tampan dan baik sepertinya.” Bisik Cinta.
“Pokoknya malam ini semua masalah selesai sampai disini, semua akan
kita buang jauh-jauh. Jadi jangan lagi ada diantara kita yang pikirannya
tertuju kepada masalah-masalah yang tidak berguna itu. Ok Sister.” Ucap Andin
sambil sedikit teriak.
Ucapan ketiga
sahabatnya membuat hati Nina sedikit lega, ia merasa untuk apa memikirkan
sesuatu yang sudah terjadi dan sulit bahkan tak mungkin kembali lagi. Dengan
segala keresahan hati yang berubah menjadi kesenangan malam itu membuat Nina
sedikit melupakannya. Namun perasaan itu tak bertahan lama, dalam keramaian
bersenang-senang muncul dihadapannya sosok yang jika memandangnya selalu ingin
muntah. Ya, lelaki itu datang menggandeng seorang wanita yang membuat
hubungannya dengan Nina kandas. Sejenak hati Nina seakan diterjang badai
Tsunami terbesar, disambar kilatan cahaya kesedihan.
Melihat hal itu
ketiga sahabat Nina spontan emosi karena menganggap wanita itu perusak
segalanya. Dengan langkah penuh kobaran emosi Cinta, Andin dan Ayu menghampiri
dua insane yang sedang dilanda asmara itu.
“Hei perempuan nakal, untuk apa kamu datang kesini ? Pasti kamu
sengaja datang kesini untuk pamer kepada khalayak bahwa kamu berhasil merebut
hati lelaki paling tampan dikampus.” Teriak Andin.
“Kalian pikir ini tempat nenek moyang kalian apa, kami berdua memiliki hak untuk datang
ketempat ini. Jadi jangan pikir kalian adalah penguasa. Jangan terlalu bangga.”
Wanita itu membela diri.
“Dasar perempuan gila,” Emosi Andin sambil mendorong perempuan itu.
Aldo terlihat
bingung menghadapi persoalan ini, ia hanya diam saja menyaksikan pertengkaran
perempuan yang dalam keadaan emosi. Perkelahian tak bisa dihindari, perempuan
itu dikeroyok oleh tiga orang yang masih dalam pengaruh emosi dan dalam keadaan
mabuk pula. Beruntung Aldo dengan sigap mampu menyelamatkan kekasih barunya itu
dan pergi dari tempat itu.
“Tampaknya aku juga harus membalas semua rasa sakitku ini kepada
Aldo terutama kekasihnya.” Bisik Nina dalam hati.
Suasana kembali
sedikit reda setelah Aldo dan kekasihnya pergi, mereka berempat berjanji akan
menghancurkan perempuan itu dengan cara apapun. Tekad mereka malam itu sudah
bulat. Dalam satu situasi mereka memutuskan untuk pulang dan berjalan melewati
ruangan yang didalamnya terlihat banyak lelaki dan perempuan sedang meracik
asmara. Tanpa sengaja mata Nina menangkap sebuah pemandangan buruk, membuat
hatinya tersayat. Rasa perih luar biasa menancap dalam nuraninya. Perasaan
sadarnya sulit menerima semuanya. Ketiga sahabatnya yang juga menyaksikan
pemandangan itu semakin panas walaupun tempat tersebut dilengkapi pendingin
ruangan. Empat mata sedang menyaksikan dua insan sedang asyik bergulat dalam
asmara penuh gairah.
Nina, Cinta, Andin
dan Ayu semakin diselimuti rasa emosi, pemandangan buruk maha dahsyat terekam
dalam pandangan mereka. Tanpa komando mereka segera melangkah menuju sebuah
kamar yang didalamnya dua insan sedang asyik memadu kasih. Sosok iblis telah
merasuki jiwa dan pikiran mereka, keempat sahabat ini segera melabrak Aldo dan
kekasih barunya. Dengan penuh emosi mereka berjalan menuju tempat tidur dimana
Aldo dan kekasihnya sedang memadu kasih, mereka langsung memukuli perempuan
yang mereka anggap telah merusak kebahagiaan Nina. Aldo berusaha menenangkan
situasi, belum sempat bergerak sebuah pisau kecil tiba-tiba menancap
diperutnya. Entah darimana Nina mendapatkan barang itu. Setelah Aldo selesai
Nina bergegas menuju perempuan yang sedang disiksa oleh ketiga sahabatnya.
Tanpa pikir panjang Nina menancapkan pisau kecil ke perut perempuan itu dengan
cara yang sama ketika ia menusuk Aldo. Darah dua insan ini menyatu dalam sebuah
pisau. Keduanya tewas malam itu. Malam itu menjadi malam yang menakutkan bagi
keempat sahabat ini. Untuk pertama kali dalam sejarah hidup mereka
menghilangkan nyawa dua orang sekaligus.
Suasana di tempat
hiburan itu semakin ramai dengan datangnya petugas yang bermaksud menyelidiki
penyebab kematian dua orang itu. Mereka sudah mengetahui dari saksi yang ada
bahwa penyebab hilangnya nyawa Aldo dan kekasihnya adalah empat orang perempuan
dengan nama Nina, Cinta, Andin dan Ayu. Petugas segera diarahkan untuk mencari
empat orang tersebut.
Kini Nina, Cinta,
Andin dan Ayu dalam kondisi yang sangat sulit. Ada hasrat untuk segera
menyerahkan diri, namun mereka berpikir tak ada yang bisa menyelamatkan mereka
dari kasus ini. Pikiran empat sahabat ini semakin buta, lebih baik mati
daripada hidup dipenuhi kesalahan.
Dengan tekad yang sudah bulat mereka memutuskan untuk naik ke atas
sebuah gedung tinggi.mereka membentuk sebuah lingkaran kecil sambil berpelukan
kemudian berteriak “satu rasa, satu hati, satu jiwa, dan satu nyawa “ dan
secara bersama-sama terjun ke bawah dengan masih membentuk sebuah lingkaran
empat sisi. “SATU RASA, SATU HATI, SATU JIWA, DAN SATU NYAWA.
No comments:
Post a Comment